Penjelasan Mengenai Pengertian Terminologis Tentang Masyarakat

Okinmedia.id – Pengertian terminologis tentang masyarakat rasanya akan menjadi penting untuk kalian cari ketika membutuhkan defisini tersebut. Baik untuk keperluan pengetahuan, ataupun untuk menjawab suatu persoalan seperti yang ada di bidang pendidikan misalnya. Artikel kali ini akan kami fokuskan ke arah pengertian mengenai segala hal yang berhubungan dengan topik kali ini.

Pengertian mengenai istilah yang asing memang menjadi suatu hal yang penting untuk kalian lakukan, karena jika memikirkannya sendiri kadang orang-orang akan meragukannya. Meskipun apa yang coba kalian identifikasikan tersebut sebenarnya tidak terlalu melenceng dari aslinya. Yang mereka inginkan biasanya adalah jawaban resmi dari sebuah kamus, website*, menurut ahli, buku, dan lain sebagainya.

Untuk website sendiri, kredibilitas, dan kebenaran akan tergantung dengan sumbernya. Jika kalian mengambil dari Wikipedia, beberapa instansi akademik kadang meragukan hal tersebut. Bahkan kebanyakan dari mereka banyak yang menolak definisi yang di dapat dari laman yang satu ini. Tentu saja kejadian ini tidak terjadi begitu saja, nyatanya semua orang bisa mengubah isi dari situs tersebut.

Inilah yang kemudian membuat bobot dari definisi yang kalian dapatkan disana akan berkurang, sehingga kebanyakan guru, atau dosen yang telah mengetahui masalah tersebut, akan menolak jawaban kalian. Jika memang kalian mengambil referensi dari laman tersebut. Disini kami akan menyediakan beberapa definisi mengenai topik tersebut, dan akan kami sediakan sumber yang jelas juga.

Pengertian Terminologis Tentang Masyarakat

Menurut Auguste Comte, yaitu bapak sosiologi, memandang masyarakat sebagai organisme sosial yang memiliki keselarasan struktur dan fungsi. Jawaban seperti itulah yang mungkin akan diterima oleh beberapa instansi. Atau ketika kalian mencari definisi yang bisa dibilang valid, kutipan di atas bisa kalian pakai.

Jika kalian menginginkan definisi yang lumayan lengkap, kami juga sudah menyiapkannya disini. Definisi ini akan lumayan panjang, sehingga kalian akan membutuhkan sedikit waktu untuk menyelesaikannya. Lalu karena apa yang akan kami sediakan ini merupakan sebuah teori, beberapa istilah di dalamnya mungkin akan sedikit membingungkan, namun kebenarannya bisa dibilang lumayan valid.

Siapa Bapak Sosiologi?

Jika kita membicarakan istilah mengenai masyarakat, pendeketan yang paling tepat adalah melalui sosiologi. Karena ilmu tersebut memang bertujuan untuk memahami bagaimana tindakan, dan kesadaran manusia dapat dibentuk, sekaligus membentuk, dan dipengaruhi oleh struktur budaya, juga sosial di sekitarnya. Setidaknya itulah kesimpulan umum dari tujuannya.

Bapak sosiologi, atau penemunya dikenal dengan Auguste Comte, lengkapnya Isidore-Auguste-Marie-François-Xavier Comte, (lahir  pada 19 Januari 1798, Montpellier, Prancis—meninggal 5 September 1857, Paris), seorang filsuf Prancis yang dikenal sebagai pendiri, sekaligus penemu sosiologi dan positivisme. Itulah biodata singkat jika kalian nanti ditanya siapa sebenarnya beliau, karena jika membicarakan biografi tentu saja tidak akan jauh berbeda.

Pengertian Terminologis Tentang Masyarakat Menurut Teori Auguste Comte

Pengertian Terminologis Tentang Masyarakat Menurut Ahli

Karena kita sudah mengenal siapa bapak dari ilmu sosiologi, tahap berikutnya yang perlu kalian perhatikan adalah teori lengkapnya mengenai masyarakat. Seperti yang sudah kami bilang, pembahasannya akan sedikit mengurucut, dan mendetail. Sehingga jika diambil sebagai referensi untuk masalah keilmuan, bisa kalian gunakan sedikit sebagai referensi.

Hukum Tiga Tahap (The Law of Three Stages) Mengenai Perkembangan Masyarakat

Apa yang Comte kejar adalah urutan perbuhan dari manusia yang awalnya hampir tidak berbeda dari kera (zaman purba)  menjadi peradaban yang maju pada seperti pada saat ini. Setelah menerapkan metode ilmiahnya, Comte menghasilkan “Hukum Kemajuan Manusia” atau “Hukum Tiga Tahap”, berdasarkan kesadarannya bahwa:

Setiap kelompok masyarakat berkembang melalui hubungannya dengan nenek moyang, atau orang terdahulunya, yang kemudian bisa berkembang menjadi seperti sekarang. Atau untuk lebih jelasnya ia merincikannya sebagai sesuatu yang sudah kita alami.

Contohnya seperti kita, masing-masing cenderung pernah menjadi orang yang mudah percaya dan taat di masa kanak-kanak. Menjadi ahli metafisika kritis di masa remaja, dan seorang yang hampir mengerti mengenai segala macam kehidupan di masa dewasa. Demikian pula umat manusia, dalam perkembangannya juga telah melewati tiga tahap utama ini.”

Dengan demikian, Comte menyatakan setiap departemen pengetahuan melewati tiga tahapan. Ketiga tahap ini adalah teologis, metafisik, dan positif, atau ilmiah. Disini kami akan berusaha menjelaskan apa yang beliau maksud dengan ketika stage tersebut, untuk yang penasaran bisa langsung disimak saja.

Tahap Pertama – Fase Teologis

Pertama adalah fase teologis, dimana pengertian terminologis tentang masyarakat pada saat itu, dilihat dari perspektif Prancis abad kesembilan belas. Tepatnya sebelum abad pencerahan (enlightment), dimana manusia pada saat itu sangat berganung ke pada tuhan.

Comte percaya bahwa semua masyarakat primitif pada saat itu melewati suatu periode di mana kehidupan benar-benar teosentris. Dalam masyarakat seperti itu, keluarga adalah unit sosial prototipe, dan para pendeta serta pemimpin militer seringnya memegang kekuasaan. Dari sana, masyarakat bergerak ke fase Metafisik.

Untuk pengertian teosentris sendiri adalah sebuah kepercayaan terhadap tuhan yang lumayan pekat. Dimana masyarakat pada saat itu akan menghubungkan, atau banyak bergantung ke hal tersebut. Bagian definisi mengenai suatu komunitas (society) juga akan ikut berubah sesuai dengan zamannya.

Kemudian alasan kenapa beliau mengambil contoh kegiatan masyarakat pada saat itu di Perancis, karena memang ia berasal dari sana. Namun, ia yakin bahwa setiap kondisi sosial disetiap negara bisa di identifikasikan menggunakan teori tersebut. Untuk bagian fase pertama, sepertinya akan sampai sini saja, pembahasan berikutnya akan langsung menuju ke metafisik, yaitu masa peralihan dari teosentris ke masa berikutnya.

Tahap Kedua – Fase Metafisik

Untuk bagian ini sepertinya agak susah jika diaplikasikan ke masyarakat kita pada tahun yang sama. Mengingat perkembangan di Indonesia, agak sedikit tertinggal dengan mereka yang berada di Eropa. Intinya pada fase Metafisik, Comte tidak mengacu pada Metafisika Aristoteles atau filsuf Yunani kuno lainnya.

Bagi Comte, metafisika berakar pada masalah masyarakat Prancis sebelum revolusi 1789, dan disini pengertian terminologis tentang masyarakat akan sedikit berubah lagi. Fase “Metafisik” ini melibatkan pembenaran hak-hak universal sebagai sesuatu yang lebih tinggi daripada otoritas penguasa manusia mana pun untuk melawan, meskipun hak tersebut tidak merujuk pada hal yang sakral di luar metafora belaka.

Di sini, Comte tampaknya menjadi pengaruh bagi teori demokrasi Max Weber di mana masyarakat berkembang menuju kebebasan. Weber menulis tentang oligarki yang memiliki isi lebih banyak kebebasan daripada tirani, dan demokrasi memiliki lebih banyak kebebasan daripada oligarki.

Keyakinan Comte bahwa hak-hak universal tidak dapat dielakkan tampaknya meramalkan teori Weber. Dalam tahap Metafisik ini, Comte menganggap negara sebagai sesuatu yang dominan, dengan orang-orang gereja dan pengacara yang memegang kendali.

Sebelumnya beliau sering menyebutkan mengenai hak universal pada fase tersebut. Lalu apa sebenarnya arti dari istilah tersebut? Simpelnya seluruh manusia yang ada di dunia ini, memiliki hak yang sama sebagai individu, tidak perduli tentang agama, atau hal lain yang membedakannya.

Tahap ketiga – Fase Positif

Fase Ilmiah atau Positif muncul setelah kegagalan revolusi, dan juga Napoleon. Tujuan dari fase ini adalah agar orang menemukan solusi untuk masalah sosial dan menerapkannya meskipun ada proklamasi “hak asasi manusia” atau ramalan “kehendak Tuhan”. Disini, pengertian terminologis tentang masyarakat akan sedikit berubah lagi.

Dalam hal ini, dia mirip dengan Karl Marx dan Jeremy Bentham. Pada masanya, gagasan fase Ilmiah ini dianggap progresif, meskipun dari sudut pandang kontemporer tampaknya merupakan turunan dari fisika klasik dan sejarah akademis.

Sekali lagi, tampaknya Weber mengkooptasi pemikiran Comte. Weber percaya bahwa umat manusia berkembang lebih jauh dari sebelumnya dengan sains, tetapi percaya bahwa ini adalah kejatuhan umat manusia karena kehilangan pandangan tentang kemanusiaan itu sendiri demi kemajuan teknis.

Comte memberi nama Positif pada yang terakhir ini karena konotasi polisemi dari kata tersebut. Positif dapat merujuk pada sesuatu yang pasti dan sesuatu yang bermanfaat. Comte melihat sosiologi sebagai bidang yang paling ilmiah dan akhirnya sebagai salah satu semi-religius.

Pada tahap ketiga ini, yang dilihat Comte baru saja mulai muncul, umat manusia secara keseluruhan menjadi unit sosial, dan pemerintahan oleh administrator industri dan pemandu moral ilmiah. Dan itulah ketiga definisi lengkap menurut Auguste Comte mengenai pandagannya tentang perkembangan masyarakat.

Rangkuman Mengenai Teori Auguste Comte Mengenai Pengertian Terminologis Tentang Masyarakat

Comte percaya Hukum Tiga Tahap ini berlaku untuk masyarakat di seluruh dunia dan sepanjang waktu. Dia menganggap transisi dari satu tahap ke tahap lain lebih merupakan krisis daripada kemajuan kumulatif yang lancar. Untuk kalian yang ingin melihat rangkuman dari keseluruhannya bisa dilihat pada kutipan di ini.

“Perjalanan dari satu sistem sosial ke sistem sosial lainnya tidak pernah bisa terus menerus dan diterapkan secara langsung.” Faktanya, sejarah manusia ditandai dengan periode “organik” dan “kritis” yang bisa dibilang alternatif. Dalam periode organik, stabilitas sosial dan keharmonisan intelektual berlaku, dan berbagai bagian bagian sosial berada dalam keseimbangan, jadi tidak ada yang namanya tumpang tindih.

Sebaliknya, dalam periode kritis, kepastian lama akan mulai dirusak, tradisi juga akan termasuk ke dalamnya, dan tubuh sosial berada dalam ketidakseimbangan fundamental. Masa-masa kritis seperti itu, dan zaman di mana Comte hidup, menurutnya sangat kritis. Dan masalah seperti ini sepertinya sangat meresahkan dan mengganggu bagi orang-orang yang haus akan ketaatan. Namun ini merupakan efek yang terjadi ketika ada perubahan disetiap tahapnya.

Namun keadaan seperti inilah yang merupakan awal yang diperlukan untuk melakukan sebuah perubahan baru. “Selalu ada keadaan transisi anarki yang berlangsung setidaknya selama beberapa generasi; dan berlangsung semakin lama, dan akan membuat lengkap perubahan yang lebih mengarah ke renovasi.

Setidaknya itulah gambaran umum dari semua tahap yang ingin dijelaskan oleh Auguste Comte pada teorinya tentang positifisme. Jika dilihat, definisi mengenai masyarakat pada setiap fase yang ada akan berubah-ubah. Dan ini merupakan sebuah hal yang masuk akal. Logikanya deskripsi masyarakat saat ini secara spesifik, tidak akan bisa disamakan dengan dulu.

Kesimpulan

Itulah pengertian terminologis tentang masyarakat jika dijelaskan menggunakan teori. Namun, kalian bisa mengambil pengertian yang kami sediakan pada bagian paling pertama. Karena sifatnya lebih umum, dan dapat diaplikasikan kepada setiap pertanyaan mengenai hal tersebut.